Singapura dengan
kondisi geografinya sebagai negara kecil yang bertempatan diantara Indonesia
dan Malaysia ini memiliki potensial soft power (ekonomi maupun
industri) yang sangat kuat bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia
Tenggara lainnya. Dari segi demografi atau penduduk yang berdomisili di
Singapura, mayoritas merupakan etnis Cina yang kemudian diikuti oleh etnis
Melayu. Sejarah Singapura dimulai sejak tahun 1819
yakni ketika Sir Stamford Raffles berkebangsaan Inggris yang memimpin British
East India Company datang ke wilayah ini serta mendirikan sebuah tempat
perdagangan di pulau yang menjadikan Singapura sebagai pulau komersial paling
makmur di tahun ini. Sejak itu pada tahun 1825 Singapura berkembang pesat
ditambah sejak pembukaan terusan Suez tahun 1869, Singapura muncul sebagai
negara yang sangat diperhitungkan di Asia Tenggara
Berbicara
mengenai kemajuan Singapura, aspek yang menarik tentang negara ini adalah
karakter budaya penduduknya yang kosmopolitan, hal ini menjadi keuntungan
tersendiri bagi Singapura. Sebagai negara yang populer akan komersialnya yang
dibangun oleh Raffles, para imigran banyak datang dan membawa budaya, bahasa,
adat istiadat, serta kebiasaan mereka ke Singapura. Perkawinan silang dan
perpaduan budaya turut berperan dalam mempengaruhi keragaman budaya yang
kemudian berbentuk kedalam masyarakat Singapura dari berbagi aspek, sehingga
menjadikan warisan budaya yang beragam dan dinamis. Sebagian besar kaum Melayu
Singapura adalah Muslim Sunni yang memeluk Islam sebagai agama mereka, salah
satu peninggalan budaya mereka yakni Masjid Jamae Chulia yakni dengan gaya
arsitektur eklektik serta gerbang masuk yang bergaya India Selatan dan kedua
ruang salatnya bergaya neo-klasik. Singapura
merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat di kawasan Asia Tenggara yang
terdiri atas multietnis (Melayu, Cina, India, dan Eropa). Tata kehidupan
masyarakatnya merupakan perpaduan antara budaya Timur dan budaya Barat. Kondisi
ekonomi yang sangat maju menjadikan negara ini mampu memberikan standar upah
buruh tertinggi di Asia Tenggara.
Sumber:
http://devi-anggraini-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-97758-MBP%20ASIA%20TENGGARA-POSISI%20SOSIAL,%20POLITIK,%20DAN%20EKONOMI%20SINGAPURA.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar